Aku zero...
Karena aku terlahir dalam keadaan tak memiliki apapun.apa
yang terlihat pada diriku saat ini,tak terlepas dari sebuah Anugerah yang telah
Allah berikan untukku agar aku bisa hidup dan eksis di muka bumiNya.
Hari ini,mereka mengingatkanku
akan berkurangnya jatah sisa hidupku di dunia ini.tak terasa sudah 22 tahun
Allah terus memberikan banyak nikmat untukku,nikmat yang tak terhitung
jumlahnya.bahkan mungkin,hitungan umurku takkan mampu tuk menjangkaunya.
Hari ini adalah hari yang berbeda bagiku,bukan karena dimana
hari ini mengingatkanku akan hari kelahiranku,karena yang kutau kelahiran kita
tak akan pernah terulang,umur kita tak akan pernah berkurang,dan jatah sisa hidup
kita tak akan pernah terus bertambah.bagaimana tidak aku tak dapat merasakan
perbedaan itu,setiap ucapan selamat yang mereka sampaikan padaku satu
persatu,sangat mengingatkan diriku bahwa semakin dekat langkahku menjemput
kematianku.
Dulu aku selalu merasa bahagia
pada detik-detik memasuki hari kelahiranku,dimana dulu hari kelahiran adalah
sesuatu yang kutunggu-tunggu,hari dimana disaat-saat itulah aku berharap akan
banyak mereka yang memberikan sebuah kejutan kebahagiaan untukku.namun tepatnya
semenjak 2 tahun yang lalu,aku sudah tak lagi mengharapkan apapun,ditambah lagi
di hari kelahiranku di tahun ini,semua terasa biasa dan akupun tak lagi
mengharapkan apapun pada mereka,,,
Ya...karena memang sesungguhnya harapan-harapan sebuah
kebahagiaan hanya pantas kita gantungkan kepada Allah semata.beberapa hari
ini,Allah selalu mengingatkanku akan kematian,kematian yang dapat hadir kapan
saja dan dimana saja,sebuah pemutus kenikmatan dariNya yang telah diberikanNya
kepada kita selama ini.
“Ya Rabb sudah 22 tahun kau telah
memberikan nafas untukku,dan aku tak pernah tau,kapan nafasku ini akan kau
hentikan.”
Dan akupun tak pernah tau,sudah sejauh mana langkahku ini
berproses dalam menjemput sebuah kematian...
Sahabat...
Sudah sejauh mana kita manfaatkan nafas ini hanya untuk
memuji nama sang pemiliknya?ataukah sekedar berterimakasih saja kita lupa
melakukannya?
Ya Rabb,maavkan kami yang terkadang lalai tuk selalu
bersyukur kepadamu...
Bersyukurlah...seperti Maryam yang selalu menjadikan
lafaz-lafaz zikir sebagai nafasnya.agar kelak kita bahagia ketika kita telah
sampai pada titik pencapaian kematian kita.semoga kita semua wafat dalam
keadaan husnul khotimah.
Hari ini mungkin tak
terhitung,berapa banyak air mata yang kujatuhkan hanya untuk mengadu
kepadaNya,bukan karena kekecewaan-kekecewaan yang telah kuterima atas orang
lain kepadaku,bukan pula atas apa yang
telah Allah tetapkan untukku.melainkan kekecewaan atas diriku sendiri yang
terkadang masih tak bisa menerima apa yang sudah terjadi dengan hati yang
lapang.
Sahabat...yang kuharapkan di hari
lahirku ini...
Bukan lagi tentang banyaknya kejutan yang kau persiapkan
untukku...
Bukan lagi sebuah doa tentang sebuah kebahagiaan yang semu
yang akan aku dapatkan...
Melainkan yang aku harapkan...aku ingin kau siapkan hatimu
dengan sebuah kelapangan dan keikhlasan yang kau punya,untuk dapat memaavkan kesalahan-kesalahanku
selama ini,selama kau mengenal betapa banyak keburukan-keburukanku
terhadapmu...
Melainkan yang aku harapkan...adalah kau berikan sedikit
saja waktu khususmu untuk mendoakanku,mendoakan akan keselamatan diriku di
dunia dan akhirat...walau yang kau berikan hanyalah sebuah waktu-waktu sisa...
Doakanlah aku agar keimananku semakin kokoh dan tetap
istiqomah dijalanNya,,,karena aku takut dunia ini terlalu kuat untuk dapat
menarikku ke dalam keadaan yang amat terpuruk kelak di akhirat...
Begitupun doaku untukmu...
Terimakasih banyak atas ucapan-ucapan selamat yang
mengingatkanku bahwa tepat di hari ini sisa jatah hidupku semakin berkurang.
Dalam kasih sayangNya,
Prau-Dieng,30-10-2015