Rabu, 21 Oktober 2015

bersabarlah maka kau akan bahagia

Sahabat,,,
Setiap dari kita pasti memiliki masalah dan ujian hidup...mulai dari masalah yang terlihat sepele,ataupun yang terasa amat berat tuk dihadapi. Dan saat itu mungkin pernah lisan dan hati kita berkata “kehidupan ini tidak adil”... karena kita merasa saat itu seakan akan hanya kita lah yang mengalami kondisi yang paling terpuruk  itu.
Dan kita akan berkata kembali “hidup tidak adil”...ketika segala keinginan kita tidak berbanding lurus dengan takdir yang telah Allah berikan.
Begitupun denganku dulu,,,dengan masalah-masalah yang ada dan harus kuhadapi seorang diri...aku merasa bahwa tidak ada keadilan dalam kehidupan ini... dan saat itu aku merasa hanya aku satu-satunya orang yg paling terpuruk di dunia ini.
Lalu,Allah menjawab keluhanku pada saat itu,,,
Pada saat Allah mempertemukanku dengan wanita-wanita yang begitu tegar dalam menghadapi persoalan hidupnya.salah satu wanita itu bernama Hania,,,saya dipertemukannya disebuah pesantren di depok,berawal dari sebuah perbincangan yang santai dan biasa,hingga akhirnya ia memulai berbagi cerita denganku akan kehidupannya,ia menceritakan perjalanan hidupnya hingga akhirnya takdirnya menuntunnya bekerja di pesantren kami.
hania seorang wanita yang berasal dari lampung,anak satu satunya dari sebuah keluarga sederhana,hania bercerita kepadaku bahwa ayahnya meninggal beberapa tahun lalu dan karena keadaan ekonomi akhirnya ibunya menikah lagi.namun entah mengapa ibunya menikah dengan seorang laki-laki yang tidak menjadi solusi atas masalah perekonomian keluarganya.ibunya menikah dengan seorang laki-laki pengangguran,dan ibunya yang harus banting tulang menghidupi keluarganya.
ibu hania seorang penjual makanan di pasar dekat rumahnya,setiap pagi ibunya berangkat tuk menjajakan dagangannya ke pasar,ketika ibunya berdagang,  hania dan hanya bapak tirinyalah yang berada dirumah.
Hania melanjutkan ceritanya padaku bahwa di saat ibunya tidak ada dirumah merupakan  sebuah keadaan yang sangat menakutkan dan mencekam baginya.tidak hanya baginya,mungkin bagi semua wanita baik yang ada di dunia ini.
Bapak tirinya slalu memanfaatkan waktu2 dimana tak ada ibunya tuk melakukan perbuatan  yang nista,dia selalu disiksa oleh bapak tirinya setelah itu bapak tirinya ingin mencoba melakukan tindakan pemerkosaan.namun Alhamdulillah hania selalu berhasil meloloskan dirinya,entah dia berhasil keluar dari rumah atau ia segera berlari ke dalam kamar dan menguncinya.
Selama berbulan bulan dia mengalami ini...
Dia selalu bercerita hal ini kepada ibunya,namun ibunya tidak mempercayainya dan sang ibu berbalik memakinya dengan alasan bahwa hania  telah memfitnah suaminya yang tidak lain adalah bapak tirinya.
hingga akhirnya ibunya mengusirnya dari rumah.mungkin ini adalah sesuatu yang membahagiakan bagi dirinya karena ia telah keluar dari rumah  dan terbebas dari bapak tirinya,namun itupun adalah sebuah keputusan yang sangat berat dan menyedihkan baginya,karena ia harus meninggalkan bidadari satu-satunya yang ia miliki.namun tak ada yang bisa ia lakukan,Karena ibunyalah yang tidak menginginkan ia ada di rumah.hingga akhirnya ia merantau ke Jakarta dengan modal pinjaman uang yang ia dapat dari saudaranya.
Mungkin kita semua tau,bagaimana sulitnya bertahan hidup di sebuah kota yang kata orang,kota ini adalah kota yg keras dan penuh dengan carut marut kehidupan,penataan kota yang amat berantakan dan menurut saya kota ini bukan kota yang ramah tuk wanita seorang diri seperti hania.
Hania melanjutkan ceritanya kembali kepadaku,
selepas dia sampai di kota Jakarta,dia sangat bingung mau ngapain dan harus kemana,dengan sisa uang pinjaman yang ia miliki ia akhirnya mengontrak rumah kecil.dan ia mulai mencari pekerjaan,dia mengatakan agak sulit mencari pekerjaan di Jakarta saat itu,apalagi ijazah yg ia miliki hanya sebuah ijazah SMP,hingga akhirnya iapun mendapat sebuah pekerjaan,pekerjaan yg menurut saya amat tidak ramah jika dilakukan oleh seorang perempuan,namun tak ada pilihan lagi baginya,ia bener-bener sangat membutuhkan uang tuk tetap bisa bertahan hidup di Jakarta,akhirnya ia menjalani pekerjaan itu,ia menjadi kuli panggul di sebuah toko bangunan.
Aku tak bisa membayangkan bagaimana tubuh mungilnya membawa  beban-beban yang berkali kali lipat lebih berat dari berat tubuhnya.dia telah menjalankan pekerjaan apapun di Jakarta agar ia tetap bisa terus menjalankan hidupnya, Hingga Allah mempertemukan kami berdua di pesantren itu.ketika aku bertemu dengannya,umurnya sudah terlampau jauh diatasku,umurnya 28 tahun,umur yang sudah mengharuskannya menikah.ketika ku Tanya mengapa dia belum menikah hingga saat itu,iapun menjawab “wanita mana yang tidak mempunyai impian tuk menikah,membangun sebuah keluarga yang sakinah,mawaddah,warahmah,namun itu semua tidak berlaku untukku,karena adanya aku untuk suamiku kelak hanya akan dapat menghancurkan mimpi2nya,Karena saat ini aku tidak tau apakah aku bisa hamil atau tidak nantinya.”
Aku menatap dirinya dan tubuh mungilnya,tubuh mungil disini bukan memberikan gambaran tubuhnya pendek,Karena dia wanita yang tinggi ,namun lebih pada menggambarkan tubuhnya yang amat kurus,aku melihatnya seperti tak ada daging yang membalut tulang tubuhnya,dia wanita yg amat kurus. Aku pernah mendengar sebuah penjelasan dari seorang dokter bahwa tubuh yang terlalu kurus dapat menyebabkan system reproduksi menjadi lemah,dan jika kondisi seperti ini terjadi dalam jangka panjang maka ada kemungkinan wanita mengalami mandul permanen atau menopause premature.
Mungkin hal ini yang menjadi ketakutannya selama ini untuk menikah.
Dan entah bagaimana kondisinya saat ini karena kami sudah tidak lagi bertemu dan berkomunikasi semenjak aku mengambil keputusan untuk resign dari pesantren itu 3 tahun yang lalu.
Yang aku ingat saat itu,dia masih selalu semangat menjalani hari-harinya,menjemput mimpi-mimpinya yang lain,dan tak pernah ku dengar keluhan2 dari bibirnya.
Betapa ia seorang wanita yang tegar,semoga akupun dapat setegar dirinya,karena aku,kamu,kita tidak akan pernah tau amalan mana yang dapat menghantarkan kita pada surgaNya,aku banyak belajar darinya,bisa jadi kesabaran dan keikhlasan kita saat ini atas ketetapan takdirNya adalah salah satu amalan yang dapat menghantarkan kita pada surgaNya,karena mungkin tak ada amalan kita yang lain yang lebih bernilai kemuliaannya di mata Allah dari sebuah keikhlasan dan kesabaran kita dalam menghadapi segala ujian hidup dariNya.
“Dan sungguh akan kami berikan ujian kepadamu,dengan sedikit ketakutan,kelaparan,kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan.dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”(Qs.Al Baqarah :155)
(2:214)“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga,padahal belum datang kepadamu(ujian)sebagaimana hal nya orang-orang terdahulu sebelum kamu?mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,serta digoncangkan(dengan bermacam-macam ujian) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : “bilakah datangnya pertolongan Allah?”ingatlah,sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
Begitulah Dia menjelaskan dalam firmanNya.
Sahabatku...
Yakinlah...
Suatu saat kita akan sangat BERSYUKUR ...atas segala terpaan hidup yang kita jalani...karena semua itu adalah Rangkaian sebuah KEMULIAAN yang sedang dipersiapkan Allah untuk kita.
Masalah-masalah kita adalah sebuah proses pendewasaan dan pembelajaran,

Bersabarlah,,,jika kita mampu ikhlas dan bersabar sejatinya kita sedang menuju sebuah kebahagiaan yang telah Allah persiapkan tuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar