selalu ada 2 kata yang selalu
beriringan ,yaitu keinginan dan kebutuhan.2 kata yang memiliki makna yang
tipis.sampai-sampai aku terkadang tak mampu untuk bisa membedakan 2 makna itu
dalam kehidupanku.termasuk dalam hal pernikahan.
mungkin saat ini sedang gencar
dan maraknya istilah “menikah muda”,hal ini mungkin sangat baik ,karena bisa
menghindari dari segala perbuatan zina.namun akan menjadi lebih baik lagi jika dilakukan dengan pemahaman secara utuh
tentang bagaimana islam meletakkan sebuah pernikahan dari keberagamaan
seseorang/pemahaman tentang tujuan pernikahan itu sendiri.mungkin inilah yang
terus menjadi renungan untuk diri saya pribadi,apakah ini menjadi salah satu alasan saya mengapa
saya belum menikah saat ini?ataukah saya memiliki alasan lain?mungkin hatiku
saat ini sedang tidak mampu tuk menjawabnya.
Berlepas dari sebuah alasan
itu,mungkin akupun merenungi diriku sendiri,tentang 2 hal itu,antara keinginan
dan kebutuhan,rasa trauma dari sebuah proses kegagalan menuju pernikahan yang
ku alami berkali kali seakan memutus 2 hal itu dari kehidupanku.memang rasa
traumaku itu membuatku sulit tuk kembali bangkit,namun saat inipun aku terus
berusaha tuk menyembuhkannya dari diriku.
Namun,ku sadari betapa banyak
hikmah yang kudapati dari setiap takdir yang telah kulalui.Allah ingin aku meluruskan
kembali niatku dalam menikah,Allah sedang mengajariku bahwa satu satunya yang
bisa kupercayai hanyalah Allah,Allah ingin memberitahu Janji lelaki yang bisa
di pegang hanya ada pada saat ia mengucapkan ijab qabul(ini sebenar-benarnya
bukti cinta) dan yang pasti Allah ingin aku mempersiapkan diriku dengan
kesiapan yang lebih matang.
Akhir-akhir ini selalu ada yang
mendatangiku hanya untuk berbagi cerita,cerita tentang rumah tangga
mereka,entah...akupun tak mengerti mengapa mereka tergerak bercerita
kepadaku.dan mengapa harus aku?entah apa yang Allah ingin ajarkan kembali
padaku.kisah-kisah mereka menamparku
kembali,
kisah seorang ibu yang diceraikan oleh suaminya saat ia jatuh
sakit tak berdaya,dengan alasan suaminya melihat wanita ini sudah tidak bisa berperan sempurna
tuk menjadi seorang istri dan seorang ibu,
kisah seorang ibu yang di
selingkuhi berkali kali oleh suaminya,dan kisah seorang wanita yang ditinggal
dan di ceraikan oleh suaminya karena kemandulannya.
aku banyak belajar dari
kisah-kisah mereka.kita tak bisa menyalahkan garis takdir hidup kita.namun kita
bisa belajar dari itu semua dan yg terpenting yg kita lakukan adalah bagaimana kita mampu
menyikapi garis takdir kita itu dengan sikap yang sebaiknya kita lakukan.kita
tak bisa memaksa orang lain untuk selalu bersikap baik kepada kita,namun kita
bisa mengubah diri kita tuk bersikap lebih baik kepada orang lain.
aku belajar banyak saat itu,bahwa
yang harus kupersiapkan adalah ilmu serta menyiapkan mental dan hati yang kuat
dan keimanan yang kokoh.materi bukanlah hal yang paling urgent,karena ketika
kita sudah menyiapkan keimanan,iman kita sudah meyakini bahwa kita sudah
memiliki jatah rezeki yang telah Allah Atur untuk kita.terkait poin ini tak ada
yg perlu dikhawatirkan,ikhtiyarkan maka Allah akan beri.
Tahukah wahai diriku...Kedatangan
mereka memberikan pesan untukku,bahwa aku adalah sosok yang amat berarti,terlalu berarti jika ku harus
hancurkan diriku sendiri dengan berlama-lama dalam keterpurukan disebabkan
kegagalan-kegagalan yang pernah aku rasakan.
Ya...
Diri kita terlalu berharga tuk kita hancurkan sendiri...
Lihatlah di sekeliling kita betapa banyak orang yang masih
membutuhkan kehadiran dan uluran2 kekuatan dari tangan-tangan kita.
Tegarlah...
Teguhlah...
Bahwa bersama Allah merupakan
kekuatan yang tak mungkin ada yang dapat menandingi...karena Allah selalu
membuat para wanita itu kuat dengan ujianNya.sikap perasa dan sikap lembutnya
yang mudah sekali tersentuh sesungguhnya bukanlah menggambarkan kita kaum yang
lemah,namun itu adalah sebuah rangkaian kekuatan dan kemuliaan.
dan kini aku baru memahami bahwa menikah tidak bisa dilakukan hanya karena keinginan ataupun
menghalalkan hubungan yang sebelumnya haram,,namun harus terjadi upaya mempertemukan
banyak kepentingan.kepentingan fitrah kemanusiaan,kepentingan fiqih/hukum islam
dan kepentingan dakwah.
sebelum menikah pahami posisi,peran,dan tanggung jawab dalam berumah
tangga.ingatlah rumah tangga yang akan dibangun adalah rumah tangga yang mengemban
misi dakwah islam.membangun sebuah peradaban besar.karena misi pernikahan kita
adalah sebuah misi yang sakral dan suci.
Begitu guruku mengajarkan...
Apa yang kutulis ini adalah sebuah nasihat tuk diriku ini
dan sekedar berbagi untukmu...
Teruntukmu Adik-adik Hijrahku
Depok,tangerang dan bogor
Aku ingin bukan berarti aku siap
BalasHapuskeep writing kak leni!!! :D
Semoga dapat yg terbaik ukhti, psangan dunia akhirat,. Lanjuut mbak
BalasHapus